Jumat, 05 April 2013


Maafkan Aku MENOLAKmu karena ALLAH TA’ALA


Ditulis dari lubuk hati untukmu …

Teriring salam persaudaraan sesama muslim yang ku torehkan di atas lembaran ini kepadamu, dari kami yang berjuang di medan jihad, dicela oleh lisan kaum kafir dan fasiq, tersudutkan oleh pandangan mereka karena keteguhan hijab kami, yang terjajah dalam minoritas kami hanya karena kami berjuang menegakkan kalimat Tauhid dan Sunnah dengan ‘ijma Assalafushsholeh.

Ya akhiyal kariim, sosok yang pernah berjumpa denganku, sosok yang pernah melewati hari – hari bersamaku walau hanya sebentar, dan sosok yang pernah menaruh diriku dihatinya.

Sungguh hal yang tak pernah kubayangkan pertemuan kita di hari itu telah mengubah pandanganmu kepadaku. Sehingga membuatmu berani mengatakan padaku “ Aku MENCINTAImu, Oh akhi ,,,, sungguh kalimat yang tak kubayangkan keluar dari lisanmu.

Sungguh malu diri ini … karena kalimat itu. Akhi ., aku malu bukan padamu tapi malu kepada Rabb –ku yang telah menciptakanku dengan kesempurnaan-Nya, yang telah menunjukkan padaku nikmat HIDAYAH sehingga aku dapat berjalan menapakkan kaki di atas bumi ini dengan ‘ilmu –Nya. Aku malu … mengapa aku sia-siakan ‘ilmu itu, mengapa aku langgar hukum ikhtilat itu, mengapa aku langgar hukum pergaulan lawan jenis itu, mengapa aku mendayu – dayukan suara ini dihadapanmu sewaktu berbicara padamu, seolah – olah Allah tidak melihatku. Seakan – akan siksaan NERAKA itu hanyalah dongeng, atau tempat yang tidak disiapkan untukku. Astaghfirullaah … siapalah diri ini, Umar bin Khatab saja berkata“ Wahai sekalian manusia, andaikata ada yang menyeru dari langit, ‘wahai sekalian manusia, sesungguhnya kalian semua masuk Surga kecuali satu orang’. Saya takut satu orang (yang dimaksud) itu adalah saya.”Seorang Umar bin Khatab berkata demikian padahal siapalah diriku bila dibanding dengannya?Akhi, walhasil … karena sikapku itu kau terfitnah (baca: tergoda) oleh ku. Sungguh penyesalan datangnya belakangan, tapi lebih baik aku menyesal sekarang dari pada aku menyesal pada hari yang tiada lagi guna penyesalan itu.

Ya Akh … dengan mantap dan tanpa penyesalan aku katakan pada-mu suatu kalimat sebagai jawabanku padamu :

“MAAFkan aku, sesungguhnya walaupun manusia tidak melihat sikapku, tapi Allah Maha Melihat, olehnya maafkan aku, aku MENOLAKMU karena rasa takutku kepada Allah, bukankah Allah telah melarang aku dan kamu untuk mendekati zina ? ya mendekatinya saja dilarang apalagi melakukannya. Aku tahu niatmu baik mencari PENDAMPINGmu untuk sesuatu yang HALAL, tapi caramu yang SALAH. Jika kau inginkan aku, mengapa musti melalui tahapan yang dilarang-Nya(PACARAN) ? mengapa tak kau datang saja pada kedua orang tuaku lalu katakan bahwa kau menCINTAIku dan ingin meLAMARku. Akhi … sungguh aku merasa bangga dengan sikapmu itu, walau kita nda tahu bagaimana hasilnya. Apakah keinginanmu itu terwujud ataukah tidak. Akhi … sikapmu yang sekarang ini yang tidak “BERANI” itu, membuat aku membencimu, benci karena engkau tak menegakkan SYARIAT Allah padahal engkau mengetahuinya. Akhi … maafkan jika aku terlalu jujur, tapi itulah yang kurasa”.Ya akh aku menolakmu bukan untuk dibilang “WAH … akhwat nolak cowok keren, hebaaaaaat” atau segudang kalimat bathil lainnya yang hanya menimbulkan ujub di hatiku.Akhi … kini ku menjauh darimu, bukan karena aku membencimu dengan kebencian yang membabi buta hingga senyum pun tak lagi mengembang dari bibirku. Bukan akhi … bukan itu. Jangan kau salah menanggapi sikapku. Akhi … aku menjauh darimu karena aku sadar aku adalah finah (godaan) terbesar bagi kaummu, sebagaimana Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam besabda :“Aku tidak meninggalkan sepeninggalku suatu fitnah (godaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki ketimbang wanita “(Hadits Riwayat Bukhari dan Muslim).

Akhi … maafkan sikapku, maafkan jika aku terlalu menjaga diriku dari mu dan dirimu dariku, maafkan jika aku tak berkirim sms atau menelpon padamu lagi, maafkan jika aku berpapasan denganmu di jalan seperti orang yang tak pernah saling mengenal, maafkan jika tak ada canda lagi dengamu, maafkan jika aku menjauhimu jika aku melihatmu, maafkan akhi ….

Akhi, teriring pesan dariku, bertaqwalah kepada Allah, hadirilah majelis – majelis ‘ilmu tempat yg buat hati kita nyaman, orang – orangnya pengertian, sholeh/ah, amanah, tidaklah mereka berucap kecuali berdasarkan ‘ilmu, jauh dari ghibah, tidaklah antum mendengar selain senandung Al-Qur’an, tidaklah mereka sibuk selain menghafal dan mengkaji ayat demi ayat dari Al-Qur’anul Kariim.

Akhi … teriring do’a dariku, semoga Allah memberimu seorang muslimah yang berAKHLAK Mulia, seorang muslimah sholehah yang menjadi teladan bagi anak – anakmu kelak, seorang muslimah yang jika engkau memandangnya memberi kesejukkan di hatimu, seorang muslimah yang menjaga harta dan kehormatanmu dan dirinya, seorang muslimah yang tidak hanya mencintaimu tetapi jua mencintai kedua orang tuamu, seorang muslimah yang pengertian dan pandai membagi waktu, seorang muslimah yang cerdas dan berwibawa, seorang muslimah yang berhias hanya untukmu saja, seorang muslimah yang ikhlas mengarungi bahtera rumah tangga denganmu semata – mata mengharapkan keRIDHOan Allah, seorang muslimah yang menjadi bidadarimu tidak hanya di dunia namun diakhirat kelak, seorang muslimah yang dengannya engkau dapat meraih kenikmatan surga. Aamiin …

Akhi … semoga engkau mendapatkannya, olehnya ku kutip suatu syair untukmu sebagai renunganmu : “Janganlah engkau mengharapkan Fathimah Az-Zahra sedangkan engkau bukan Ali bin Abi Thalib, Janganlah engkau mengharap ikan yang besar pada pukatmu sementara engkau memberi umpan yang kecil “.

0 comments:

Blog Archive

About Me

Foto Saya
annisa
hidup adalah satu mangkuk penuh buah cherry. ada yang manis,ada yang kecut, ada yang hampir busuk. maka kita akan selalu untung-untungan dalam mencomot buah cherry itu. kata orang di amerika sana
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

Share

Share

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail