Sabtu, 09 Februari 2013


Merah cerah, putih terang, bunga-bunga
bahkan transparan yang dilapisi dengan segi
empat sejenis, masih banyak lagi warna yang
sering di temukan di jalanan khususnya jilbab
yang bertengger di kepala para akhwat.
Seperti apa batasan jilbab yang syar’i, ada
beberapa hal yang memang harus
diperhatikan dalam pemakaian jilbab selain
dari yang telah tertera dalam Al-Qur’an dan
As-Sunnah, diantaranya:
1. Tidak berlebih-lebihan. Sebagaimana yang
telah di jelaskan dalam nash bahwa Allah tidak
menyukai yang berlebih-lebihan. Israf dalam
pemakaian jilbab dapat mengotori kesucian
hati dan nilai ibadah dari menutup aurat.
Pertanyaan mendasar adalah seperti apa
jilbab yang berlebih-lebihan. Jilbab yang
berlebih-lebihan adalah jilbab yang tidak
sesuai pada tempatnya. Misalnya: jilbab
dengan mode manik-manik dipakai atau
dikenakan akhwat untuk berangkat kuliah,
atau jilbab yang mengandung banyak warna
kemudian dipadankan dengan baju yang
banyak bunga atau yang sejenisnya. Akhwat
manapun bisa membedakan mana yang
berlebihan dan mana yang biasa saja. Letak
geografis pun dapat mempengaruhi
parameter jilbab berlebih-lebihan.
2. Tidak di niatkan untuk menarik perhatian.
Innamal a’malu bin niat, hadits arba’in urutan
pertama yang hampir dihafal oleh semua
akhwat menggambarkan bahwa segala
perbuatan berasal dari niat, jilbab adalah
bentuk ibadah dalam menjalankan aturan
islam untuk menghindari fitnah. Sering kali
kita melihat atau menyaksikan akhwat
memakai jilbab dengan gaya yang sedikit
modis agar enak dilihat orang. Bahkan ada
yang rela menghabiskan sebagian uangnya
untuk memiliki jilbab yang beraneka warna,
lantas bagaimana dengan kewajiban infaq…?
Diperparah lagi tidak sedikit akhwat yang
enggan tampil atau malu mengenakan jilbab
yang tidak modis atau kurang modis.
3. Sederhana dan bersahaja. Sederhana bukan
berarti menjadikan akhwat tampil kumuh,
kolot dan “Jadul” alias Jaman Dulu, sederhana
merupakan lawan dari kata berlebih- lebihan.
Sederhana menjadikan akhwat tampil lebih
elegan dan sejuk jika dipandang bukan
melihat orang menjadi sungkan untuk
memandang. Ada beberapa point yang harus
dilengkapi agar akhwat tampil bersahaja,
salah satunya adalah RAPI, rapi dalam hal
berpakaian maupun rapi dalam hal warna.
Mata mana yang tidak sakit ketika melihat
akhwat memakai pakaian yang belum
disetrika dengan warna yang nabrak-nabrak
ditambah lagi dengan jilbab dan kulot yang
balapan.
Selain beberapa point di atas ada beberapa
hal yang patut dijadikan evaluasi para akhwat,
terkadang tampilan jilbab dikuti dengan
sedikit goresan pada wajah agar tampil lebih
menarik dan enak dipandang. Bagaimana
dengan celak dan lipglos. Celak pada zaman
Rasulullah disunnah untuk dipakai kaum
wanita agar mata mereka terlihat kecil, konon
katanya wanita Arab memiliki mata yang
cenderung besar, lantas bagaimana dengan
mata wanita Asia yang cenderung sipit?
Seorang akhwat yang sempat penulis temui
dalam sebuah dialog kecil mengatakan bahwa
mengenakan celak membuat mata terlihat
lebih tajam, ada pertanyaan yang berkelibat
hebat waktu itu dalam benak penulis, terlihat
tajam oleh siapa…??? Tidak berlebihan jika
penulis mengatakan bahwa ini termasuk
tabarruj ringan jika konteks yang dipahami
agar terlihat oleh orang lain, nilai ibadah yang
ada bergeser menjadi mempertahankan
status sosial, menghindari fitnah justru malah
mengundang fitnah. Na’uzhubillah ya Ukhti…
Lipglos atau yang sering disebut minyak bibir,
memang memiliki fungsi agar bibir tetap
basah terhindar dari bibir kering dan pecah-
pecah, tapi bagaimana ungkapan yang
mengatakan agar bibir tampil lebih seksi dan
agar senyum lebih menarik. Astaghfirullah,
masihkan kita belum sadar bahwa setiap senti
bagian tubuh kita mengandung fitnah yang
besar jika kita salah dalam
mengekspresikannya. Lantas bagaimana
dengan Label AKHWAT yang benar-benar
sadar akan fungsi dan statusnya sebagai
da’iyah. Maka jangan salahkan Ikhwan sepihak
jika Virus Merah Jambu semakin merebak.
Karena mungkin penampilan akhwat yang
sudah semakin berlebih-lebihan dan ikhwan
yang kurang Gadhul Bashar…
Konteks Dakwah yang sudah semakin meluas
hampir disetiap lini kehidupan terkadang
menuntut adaptasi bagi kader Dakwah,
Dakwah sudah masuk kedalam lapisan
masyarakat dari yang terendah sampai
masyarakat elitis. Adaptasi yang cerdas yang
berangkat dari pemahaman yang benar
dengan kedewasaan tarbiyah, mampu
menjadikan para AKHWAT diterima di setiap
lingkungan tanpa harus terjebak dalam
tabarruj … Mari kita menyikapi pergantian
Mihwar Dakwah dengan pemahaman dalam
setiap langkah kita, bukan dengan euphoria
tanpa landasan ….Wallahu’alam bis Showab
(Adzkiya_02)
Sumber: http://syarifahhanii.blogspot.com/2013/01/akhwat-modis-antara-ingin-diterima-dan.html?m=1

0 comments:

Blog Archive

About Me

Foto Saya
annisa
hidup adalah satu mangkuk penuh buah cherry. ada yang manis,ada yang kecut, ada yang hampir busuk. maka kita akan selalu untung-untungan dalam mencomot buah cherry itu. kata orang di amerika sana
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

Share

Share

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail