Kamis, 15 Agustus 2013
Oleh: Denisa Tristianty   

Jika Anda dilahirkan dalam keluarga obesitas, bersiaplah memiliki bobot berlebih terutama jika pola makan tidak dijaga. Peringatan ini mengacu pada hasil penelitian University of Illionis di Meksiko.  Hasil studi institusi tersebut menyatakan, 35 persen penderita obesitas  ternyata memang memiliki kecenderungan genetik.

Pengajar Bagian Gizi di FK Universitas Diponegoro, Dr. dr. Darmono SS,MPH, SpGK mengatakan, dalam beberapa hasil review kasus obesitas memang bisa karena faktor genetik, tapi juga dipengaruhi dari lingkungan. “Jadi kalau memang ada faktor genetik tapi lingkungannya tidak mendukung, mungkin aspeknya (obesitas) tidak muncul,” katanya.

“Banyak buku dan penelitian juga yang memperlihatkan, banyak pola makan sudah bergeser. Energi yang kita peroleh sehari-hari tidak hanya dari makanan, tapi juga energi dari minuman yang tidak pernah diperhitungkan,” jelas dr. Darmono.

Jika sudah faktor genetik apakah lebih sulit mengatasi obesitas?
Menurut dr. Darmono, kalau memang asupan energinya besar, lambat laun akan berpengaruh pada terjadinya obesitas.  Yang perlu diketahui adalah obesitas terjadi akibat mengonsumsi kalori lebih banyak dari yang diperlukan tubuh.

Kelebihan kalori yang tidak terpakai setiap hari akan disimpan dalam bentuk lemak. Jaringan lemak itu banyak mengeluarkan hormon yang pro inflamasi, peradangan, radikal bebas, yang merusak sel-sel semua organ dalam tubuh.

Masalah obesitas, lanjutnya masih bisa ditanggulangi meski ada keturunan. “Cara penanggulangannya biasanya pada perubahan perilaku sehari-hari. Di dalamnya ada soal makan harus diperhitungkan dan disesuaikan dengan kebutuhan,” katanya.

Untuk mencegah obesitas harus ada keseimbangan antara kalori yang masuk dan yang dikeluarkan. Jika makannya banyak tapi aktivitas olahraga juga tinggi, maka akan  seimbang. Sebaliknya jika konsumsinya banyak, tapi tidak ada pengeluaran (expenditure), kelebihan energinya akan disimpan jadi lemak.

Untuk mengetahui Anda obesitas atau tidak, bisa dihitung melalui indeks massa tubuh (Body Mass Index/BMI). Ditimbang berat badannya setiap satu hingga dua minggu, apakah ada kenaikan atau tidak?

Demi mencegah kasus obesitas pada orang yang secara genetis sudah berisiko, berikut yang harus dilakukan:

•    Perhatikan pola makan sehari-hari. Agar tidak obesitas, pola konsumsi seharusnya rendah kalori dan tinggi serat.

•    Olahraga dengan durasi yang tepat. Kalau over weight, olahraga bisa dihitung 30-45 menit per hari. Yang perlu ditekankan dalam olahraga adalah harus menggunakan rumus continous, rythm, intensity, progresive, and endurance.

“Jadi, kalau ada orang yang olahraga hanya 5 menit itu bukan olahraga. Yang benar harus ada pemanasan 10 menit, olahraga sesungguhnya 30 menit, dan cooling down 5 menit,” jelasnya.

•    Pilihan olahraga.  Orang dengan obesitas seharusnya memilih olahraga yang  tidak menumpuk pada berat badan. Sebab, jika menumpu pada berat badan akan menyebabkan sakit pada persendian dan kaki. Berenang bisa menjadi pilihan.

•    Dari sisi perilaku perlu diperhatikan. Jika ada lift dan tangga, pilihlah naik tangga untuk naik ke lantai atas. Jika parkir pilih yang agak jauh sehingga bisa jalan kaki. Ketika makan bersama, pilihlah jenis makanannya. Jangan pula mengetik di komputer sambil makan.

•    Bagi orang yang dilahirkan dalam keluarga obesitas, hindari konsumsi junk food. Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran.

•    Kurangi perilaku suka jajan di luar, kurangi makanan yang berenergi tinggi seperti mengandung gula.
sumber:http://id.she.yahoo.com/mungkinkah-menghindari-obesitas-karena-faktor-keturunan-045928345.html

0 comments:

Blog Archive

About Me

Foto Saya
annisa
hidup adalah satu mangkuk penuh buah cherry. ada yang manis,ada yang kecut, ada yang hampir busuk. maka kita akan selalu untung-untungan dalam mencomot buah cherry itu. kata orang di amerika sana
Lihat profil lengkapku

Blog Archive

Share

Share

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail