Rabu, 25 Januari 2012
Kamis, 19 November 2009 | 15:05 WIB
TEMPO Interaktif, Jakarta - Lebih dari 30 lembaga penggiat antikorupsi yang tergabung dalam Koalisi Masyarakat Darurat Keadilan mengecam sikap Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang terkesan enggan menindaklanjuti rekomendasi Tim Delapan.Koordinator Indonesia Corruption Watch Danang Widoyoko menilai Presiden tak konsisten jika rekomendasi Tim Delapan tak ditindaklanjuti. "Kita tidak bisa terima Yudhoyono menjadi Presiden kalau menjilat ludahnya sendiri," kata Danang dalam jumpa pers di kantornya,
Menurut dia, Yudhoyono sendirilah yang membentuk Tim Delapan. Seharusnya Presiden menjalankan rekomendasi Tim Delapan. Presiden sebelumnya mengatakan tak mau ditekan untuk menindaklanjuti rekomendasi Tim Delapan. Presiden mengatakan tak akan menempuh tindakan yang melanggar hukum dalam menindaklanjuti rekomendasi itu.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Usman Hamid mengatakan, Yudhoyono seharusnya mencopot para pejabat yang diduga berperan dalam dugaan kriminalisasi dua pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi nonakti, Bibit Samat Riyanto dan Chandra M Hamzah. Pernyataan Yudhoyono juga berpotensi membuat pemberantasan mafia hukum menjadi tak terarah. "Presiden tak lagi mengindahkan amanah reformasi," ujarnya.
Direktur Manajerial Imparsial Rusdi Marpaung mengatakan pernyataan Presiden sama saja meminta masyarakat menunggu. Tapi, sikap ini justru menunjukkan Presiden tak peduli terhadap kriminalisasi KPK. "Apa Presiden memang beritikad baik menyelesaikan masalah ini?" katanya.
Selain ICW, KontraS, dan Imparsial, lembaga masyarakat yang tergabung dalam Koalisi Masyrakat Darurat Keadilan adalah Indonesia Budget Center, Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran, Konsorsium Reformasi Hukum Nasional, Pusat Studi Hukum dan Kebijakan, Masyarakat Pemantau Peradilan Indonesia, dan Lembaga Bantuan Hukum Jakarta.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Blog Archive
- 2014 (51)
- 2013 (619)
-
2012
(206)
- November(51)
- Oktober(24)
- September(1)
- Juli(3)
- Juni(8)
- Mei(25)
- April(22)
- Maret(41)
- Februari(11)
-
Januari(20)
- Sinopsis Korean Drama Pink Lipstick
- Sinopsis Korean Drama “Miss Replay” and PICTURES
- KINGDOM PLANTAE ( BIOLOGI )
- DATA 9.3 SMP N 29 PALEMBANG
- Anti KorUpt ( PKN )
- Sekolah Anti Korupsi Akan Didirikan di Wina ( PKN )
- Sekitar 30 Lembaga Antikorupsi Kecam Sikap Preside...
- Makna Hari Antikorupsi Sedunia untuk Indonesia ( P...
- Lirik Lagu : Afgan - I.L.U
- Lirik Lagu Adele Someone Like You
- Lirik Lagu Avril Lavigne When You’re Gone Lyrics ...
- Komputer Tercanggih Di Dunia
- Bentley Termewah Dunia Dibekali Gadget Tercanggih
- 10 Laptop Tercanggih Masa Kini
- Bukan seperti ponsel biasa
- Real Madrid vs Barcelona: Barcelona Menang 2-1
- Jam Tangan Pintar berbasis Android
- Teknologi Terbaru 2012 : Meja Masa Depan
- jam tangan TIKTOK
- species endemik INDONESIA
- 2011 (53)
About Me
- annisa
- hidup adalah satu mangkuk penuh buah cherry. ada yang manis,ada yang kecut, ada yang hampir busuk. maka kita akan selalu untung-untungan dalam mencomot buah cherry itu. kata orang di amerika sana
Blog Archive
-
▼
2012
(206)
-
▼
Januari
(20)
- Sinopsis Korean Drama Pink Lipstick
- Sinopsis Korean Drama “Miss Replay” and PICTURES
- KINGDOM PLANTAE ( BIOLOGI )
- DATA 9.3 SMP N 29 PALEMBANG
- Anti KorUpt ( PKN )
- Sekolah Anti Korupsi Akan Didirikan di Wina ( PKN )
- Sekitar 30 Lembaga Antikorupsi Kecam Sikap Preside...
- Makna Hari Antikorupsi Sedunia untuk Indonesia ( P...
- Lirik Lagu : Afgan - I.L.U
- Lirik Lagu Adele Someone Like You
- Lirik Lagu Avril Lavigne When You’re Gone Lyrics ...
- Komputer Tercanggih Di Dunia
- Bentley Termewah Dunia Dibekali Gadget Tercanggih
- 10 Laptop Tercanggih Masa Kini
- Bukan seperti ponsel biasa
- Real Madrid vs Barcelona: Barcelona Menang 2-1
- Jam Tangan Pintar berbasis Android
- Teknologi Terbaru 2012 : Meja Masa Depan
- jam tangan TIKTOK
- species endemik INDONESIA
-
▼
Januari
(20)
0 comments:
Posting Komentar